Jum’at 9 Syawal 1442 H / 21 Mei 2021 | beberapa jam sebelum shalat Jumat, umat Islam dari sekitar wilayah Jombang mulai berduyun-duyun ke Masjid Ar Rayyan yang berlokasi di komplek pesawahan Pandanwangi Jombang. Begitu banyaknya jamaah yang hadir membuat masjid dan pelatarannya pun tak mampu menampung jama’ah.

Namun, hal itu bukan masalah berarti bagi jamaah. Mereka pun menggunakan halaman belakang masjid untuk melaksanakan shalat Jumat.

Foto: Penyambutan Ust. Prof. DR. Abdul Somad, LC, MA oleh Pengurus Masjid Ar Rayyan dan Pimpinan Yayasan Nurus Salam Jombang

“Biasanya jamaah shalat Jumat Masjid Ar Rayyan hanya sekitar 500 orang, sekarang sekitar 1.500 orang, berarti tiga kali lipat,” ini kunjungan ustadz abd. somad yang ke 2 setelah sebelumnya pada akhir bulan Ramadhan beliau shalat shubuh berjama’ah dan memberikan Kuliah shubuh, ujar Ust. H. Salim Basawad Ketua Yns Al ummah Jombang.

Para jamaah, baik dari kalangan muda maupun tua, tampak khusyuk menyimak tausiyah Ustaz Somad, “laki laki yang balig dan berakal dalam keadaan sehat lahir dan batin merindukan hari ini, berdoa siang dan malam berharap agar hidup pada hari ini, tapi kemudian berapa banyak orang yang hidup tapi tidak ikut bersama kita berkumpul di rumah Allah ini, karena di sibukan dengan dunia, mereka adalah orang2 yang menyesal ketika menghadap Allah mereka berkata: Ya Allah mata kami sudah melihat azab dan telinga kami sudah mendengar pekikan teriakan azab, balikan kami kedunia, kembalikan kami ke kehidupan sebelumnya, namun pada hari itu penyesalan tak lagi bermakna”. begitu kata UAS mengawali khutbahnya.

Beliau melanjutkan khutbahnya, kaki anak Adam tidak akan pernah bergeser ketika bangkit menghadap Allah SWT pada hari kiamat sampai anak Adam ditanya. Semua nikmat Allah akan ditanya, bahkan sekecil biji sawi pun nikmat itu.

‘’Berapa banyak nikmat Allah? Nikmat Allah tidak dapat dihitung. Tapi, yang jelas, nikmat pertama yang akan ditanya nanti di hadapan Allah adalah umur, ke mana engkau habiskan?” ujar ustadz kelahiran Silo Lama, Asahan, Sumatra Utara, 18 Mei 1977 ini.

Ia pun lalu menjelaskan, mengapa umur yang pertama kali ditanyakan oleh Allah. Mengapa bukan harta, puasa, anak, dan istri. Sebab, menurut Ustadz Somad, semua itu datang belakangan setelah umur.

Ia menekankan, nikmat pertama yang diterima manusia adalah umur. Selama 40 hari dalam bentuk cairan, kemudian menjadi darah yang menempel di dinding rahim, selanjutnya menjadi segumpal daging.

“Lalu Allah kirim malaikat, ditiupkan ruh, maka di situlah waktu berdetak, menghitung segala yang akan dihisab di hadapan Allah SWT,” ujarnya.

Maka, lanjut Ustaz Somad, bersyukurlah kepada Allah dengan mengucapkan ‘Alhamdulillah’ karena masih diberi kesempatan untuk bertasbih, bertahmid, dan bertakbir. Ia juga mengingatkan, umur tidak boleh kosong dari ibadah.

‘’Saat tegak berdiri tetap berzikir, saat duduk berzikir, dan saat terbaring meregang nyawa pun berzikir,’’ ujar beliau

Diakhir khutbahnya ustadz Somad mendoakan saudara saudara kita umat Islam di Palestin,

“Ya Allah tolonglah saudara kami para mujahid yang terzolimi di Palestina.”

“Mereka yang terzolimi di Rohingya, di Mesir, dan juga di Syam.”

“Dari bagian Timur bumi hingga Baratnya.”

“Ya Allah bantulah mereka dengan pertolongan Mu yang besar.”

“Ya Allah hancurkan musuh-musuhmu, musuh-musuh agama Mu.”

“Ya Allah cerai beraikanlah perkumpulan mereka.”

“Dan pisahkan mereka dan jadikan mereka dalam peperangan sendiri.”

“Ya Allah, tolonglah saudara kami para mujahid yang terzolimi di semua tempat.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *